aku merindukanku
Di ambang detik, bayang itu muncul—bukan asing, tapi tak sepenuhnya kukenal.
Rindu mengalir tanpa bentuk, menuntunku tanpa arah, hanya terasa.
Seperti desir angin, ia tidak hadir, tapi juga tidak pergi.
Adakah aku di dalamnya, ataukah ia ada dalam aku?
Cinta berbicara tanpa suara, membelai tanpa menyentuh.
Bukan pemberi, bukan penerima, hanya ada, seperti napas.
Terima kasih pada yang tak terlihat, tak bernama, namun nyata.
Di antara pecahan-pecahan waktu, ada sesuatu yang kembali menyatu.
Tahun baru hanya tirai yang bergeser.
Di baliknya, aku selalu menunggu aku.
Pomalaa, 20241131
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment