Dalam aku, lelaki adalah hujan

Aku adalah perantau langit,
yang menepi di bumi untuk meresap rasa.
Ada yang menjauh kala aku datang,
takut dingin merasuki tulang,
atau luka lama menguap dalam rinai,
menyisakan sakit yang tak tertanggungkan.
Namun, ada pula jiwa yang menyambutku,
membuka dada bagi tangis yang tak pernah selesai.
Dalam deras, mereka menitipkan rahasia,
meski derasnya adalah tatap tajam mataku,
Mereka enggan, mungkin takut
sebagian lagi tak peduli
Seperti dalam gerimis,
mereka berharap rindu larut,
aku menjadi ruang sunyi,
bagi gemuruh batin semesta.
Akulah hujan itu,
penghapus jejak sekaligus penoreh jejak baru.
Dalam tiap tetes, aku membawa pesan,
antara surga dan bumi yang bercakap-cakap
tanpa perlu kata, hanya rasa.
bagi hati yang membuka pintu,
aku bertamu karena diterima.

Aku adalah lelaki hujan,
yang melebur menjadi pelipur segala pilu.
Namun, siapa yang akan memeluk lukaku
saat badai yang sama mengaburkan jalanku?
saat luka yang sama menghantam jiwaku?
Mereka berlindung dalam deras yang kuberikan,
menitipkan tangis hingga larut dalam tanah.
Mereka mencariku untuk menyamarkan air mata,
menitipkan duka pada deras yang kutawarkan.
Tapi aku?
Lalu?
Pada siapa aku bersandar,
Pada siapa aku harus menitipkan rinai kesedihan ini,
saat hujan pun tak lagi mampu membasuhku?
saat hujan yang kubawa justru menyisakan kekosongan?
Bagi diri sendiri..

Kolaka, 20250119
duiCOsta_hatihati 

Comments

Popular Posts