topeng di balik meja, silahkan tampil di panggung utama
Pelankan suara,
Diam sejenak,
Pergilah perlahan...
Bukan karena kamu salah.
Tapi karena kamu sadar,
tanggung jawab tak harus selalu disambut sorak.
Kesetiaan tak perlu panggung.
Kamu dizalimi?
Iya…
Tapi Tuhan sedang menunjukkan sesuatu.
Bahwa kamu terlalu banyak memberi,
hingga lupa menyisakan untuk dirimu sendiri.
Tuhan ingin kamu sadar
bahwa tidak semua kerja keras dihargai oleh mereka
yang hanya peduli pada hasil yang bisa mereka klaim.
Kamu belajar,
bahwa memberi tanpa batas bukanlah kebajikan,
tapi kadang kebodohan yang dipelihara.
Apalagi ketika kamu memberi
kepada mereka yang sembunyi di balik topeng hati,
yang menyebut dirinya rekan,
tapi tak pernah benar-benar berjalan bersisian.
Dia bekerja.
Tentu saja.
Tapi tak semua langkah mengarah ke arah yang sama.
Ada yang memilih berjalan bersama,
ada pula yang sibuk menata tapak sendiri
agar jejaknya lebih terlihat,
meski tanah yang dipijaknya dibangun oleh banyak tangan.
Ia hadir dalam tiap rapat,
mengangguk, mencatat, mengiyakan,
tapi hanya untuk mengumpulkan amunisi,
bukan kontribusi.
Ia lihai membaca celah,
menyisipkan namanya dalam hasil yang belum tentu berasal dari tangannya.
Lalu perlahan,
ia singkapkan hasil itu bukan sebagai bagian dari kerja tim,
melainkan trofi yang ia ukir atas nama sendiri.
Dan jika kau perhatikan baik-baik,
jalur yang ditempuhnya bukanlah jalur yang disepakati.
Terlalu banyak belokan sunyi,
terlalu sering muncul tiba-tiba di ruang yang tak pernah dilewati bersama.
Saat kamu sibuk memikul beban,
dia sibuk merangkai narasi.
Saat kamu diam menyusun fondasi,
dia sudah berdiri di atasnya,
mengangkat namanya tinggi
seolah ia satu-satunya arsitek keberhasilan itu.
Kini waktunya...
Kamu belajar memberi hajar.
Bukan dengan kemarahan,
tapi dengan batas,
dengan kejelasan,
dengan sikap.
Tak perlu membalas dengan cara yang sama.
Biarkan dia menari di atas pujian kosong,
sementara kamu melangkah,
tanpa tepuk tangan,
tapi penuh harga diri.
Karena pada akhirnya,
yang bersinar paling terang
tak selalu yang paling tulus.
Dan kamu,
tidak dilahirkan untuk ikut berlomba
dalam permainan licik yang tak pernah kamu daftarkan.
Pelankan suara,
diam,
pergi...
Bukan karena kamu kalah,
tapi karena kamu memilih
untuk tidak lagi jadi bagian dari sandiwara.
Pomalaa. 20250416
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment