analysha

tak ada yang lebih pantas,
selain terima kasih,
untuk hati dimana aku lupa,
rasa dari penolakan...

tak ada yang lebih hormat
selain lembah maaf,
atas keakuan yang dimaklumi
di setiap jiwa yang samudra menerima..

ana belia,
lebih tentang tua di kepala
yang muda,
situasu suasana yang dewasa di paksa semesta
hiruk pikuk, tak ada yang mengerti isi hati
adapun dirimu yang tak tau diri, dalam tanda petik!!

namun juga Dia
ujung yang belum kau kenali,
rona dari segala wajah

ada upaya dan usada kau berjalan diantara dua,
indah jurang malam panjang yang gelap,
seperti tawa terjal siang benderang yang lelap,
asa keliling kota-kota di kepala,
haus, dalam diam tak bermahkota, 

antara kaulah ratu, tanpa raja,
namun bahkan sebagai musafir,
air mata adalah arah kemana,
labirin hanyalah peta rumah jauh dari takdir,
yang pada senja akan datang,
seketika kau memilih lanjut petualang,
harimu masih gelap, pergi-pulang,
ada taman di kampung halaman.

aku hanya ingin bersaksi...
dari kehadiran yang tak aku sukai,
atau kepergian yang juga aku benci,
dia memeluk nisan tanpa nama di hati,
ini tentang berapa kali hunuh diri, 
atau berulangkali mati, terpaksa hidup lagi...

melahirkan ribuan wajahmu
ribut berisik semua memanggil ibu
sebaiknya kamu mundur, menjauh
untuk penglihatan yang lebih luas

sebagai analysha...

Yogyakarta, 20241003
duiCOsta_hatihati 

Comments

Popular Posts