aku, kamu dan pulang

kata tuhan,
hidup ini hanyalah sendal gurau,
tetua mengaskan,
tidurlah tanpa mengigau,
nyatanya,
sebagian jiwa tertawa karena melihat kelucuan,
yang mulia menghina, menertawakan
sebagian kecil lainnya tertawa melihat kekacauan,
yang sudra alami berulang kali,
bersenda gurau untuk bertahan hidup...
hidup yang tak pernah sebercanda itu...

yang anomali bergumam,
ingin menikahi kenyataan tapi sebatas mimpi,
siapapun dia yang mencintai,
semua yang ada didalam mimpi adalah kenyataan,

pada akhirnya, sebelum pulang
aku dan mungkin kamu
sama-sama menikahi waktu
dengan mahar tunai seperangkat rindu...

bagaimana pulang,
sedang rumah tanpa titik temu dituju?
bila tak boleh di kata hilang?
apakah tersesat adalah syarat perjalanan?
dan selagi perjalanan masih dilalui
bagaimana bisa di bilang tersesat?
hati...
apakah kami tersesat di jalan yang benar?

Tamborasi, 20241027
duiCOsta_hatihati 

Comments

Popular Posts