selamat hari lahir, teman
Dear my beloved firend:
Kenya Ayu, di hari ulang tahunmu yang ke-sekian,
cukuplah rapi menjadi rahasia dari tulisan ini,
dan rahasia ini batal di hadapan aku dan kamu
Ayu..
Cinta,
barangkali bukan milik mereka yang saling mencari,
tapi milik dua jiwa yang berhenti menjelaskan,
dan mulai menjadi sunyi bagi satu sama lain.
Titik di mana raga rapuh dan waktu tak punya arah,
kau adalah diam yang tak pernah selesai,
kusebut sebagai rumah.
Hari ini, bukan hanya tentang bertambahnya usia.
Tapi tentang bagaimana kamu - dengan segala kelembutan, kekuatan, kengeyelan dan kesabaranmu - telah menjadi pelita di setiap lorong gelap perjalanan kita.
Terima kasih, sayang...
Sudah membersamaiku selama 21 tahun -bukan dalam suka dan duka seperti dongeng klasik, tapi dalam duka dan duka, perjuangan dan perjuangan.
Dan tetap kau genggam tanganku, meski langkahku terseok, bahkan ketika dunia seolah lupa pada kita.
Aku tahu, kita tak lagi muda.
Barangkali cinta kini tak lagi berbunga-bunga seperti awal-awal jatuh hati.
Tak ada lagi surat-surat manis, tatapan diam-diam, atau degup-degup yang dulu liar.
Tapi justru di sinilah cinta menemukan bentuk sejatinya:
diam-diam bertahan, tetap setia, dan belajar tumbuh bersama - meski dunia tak selalu ramah.
Kenya Ayu,
Percayalah, dalam diamku, dalam peluhku,
Aku sedang mengupayakan kalian - dirimu dan anak kita - untuk hidup yang lebih layak,
hidup yang dihargai oleh semesta,
bukan karena siapa kita, tapi karena apa yang telah kita lewati dan tetap kita perjuangkan.
Dan jika hari ini tak ada pesta, tak ada hadiah mahal,
Ijinkan aku menghadiahimu satu hal yang paling jujur:
Janji bahwa aku akan terus belajar mencintaimu - bukan dengan cara lama, tapi dengan cara yang matang.
Dengan memahami bahwa hidup ini bukan soal merasa cukup, tapi soal saling mencukupkan.
Selamat ulang tahun, kekasih hidupku.
Di usia ke-39 ini, semoga engkau tetap menjadi perempuan kuat, bijaksana, dan tetap lembut seperti semesta yang melindungi semesta kecil kita.
Mari terus tumbuh bersama - meski perlahan, asal dalam.
Dan mari tetap percaya: bahwa cinta sejati bukan tentang kata, tapi tentang tetap ada dan hidup, meski kadang berjalan sendiri- sendiri.
Kita bukan lagi sepasang yang saling isi,
melainkan dua kekosongan yang saling setuju,
untuk tinggal.
Karena hidup, bukan soal menang atau cukup,
tapi tentang siapa yang bersedia tetap ada
saat makna tak lagi dibentuk kata,
tapi keberanian bersama tiada.
Yogyakarta, 20250606
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment