wayang-wayang

Berpegang pada tali
Tali itulah alat, berpegang itulah kata kerja
Tapi berpegangan itu sekarang tergubah
Menjadi kata benda...
Sebagai alat meminta, menuntut
Kenapa aku berdo'a...?
Karena dalamanku sebagian besar nafsu
Tak sekuku hitamku kejernihan


Sekitab kita tak perlu sampaikan
Tafsirnya akan selalu berbeda
Ibarat melihat fajar pagi dari balik jendela kaca
Barangkali udara terlihat berdebu
Jangan langsung memastikan
Bisa jadi, kaca kitalah yang kotor
Karena terkadang keburukan berfikir
Datang karena terhalangnya kita memandang
Segala sesuatu bukannya tercipta dengan manfaat


Sebuku kita baca bersama
Bercerita ulang saja alurnya bisa berbeda
Apalagi, kedangkalanku tak sebanding dengan kesombonganmu
Naskah itu akan mengaum ketika harimau membaca
Suara kokok ketika jantan ayam yang mengartikan
Mengembek bilamana kambing yang membathin
Dan menggonggong bila anjing yang menafsirkan


Tali itu juga samar dilihat
Dia nyata dirasa teryakini
Tak usahlah berdebat ini itu
Tak usahlah berbuat baik dulu
Karena bertahanlah untuk tidak berbuat jahat saja
Itu saja berat bagiku, gak tau kalau kalian

Tak usahlah menafsirkan tali tali
Semua itu mbelgedhes...


Keberagaman itu juga sudah kehendak Yang maha punya
Dia juga menciptakan perbedaan
Bukan untuk diperdebatkan
Melainkan untuk saling mengenal
Saling menghargai sebagai rahmat sesama
Tak layak sedikitpun
Kita meng-kenapakan kehendak tuhan
Lha kowe ki sopo, lhawong ming wayang wae lho
Dapukanmu sengkuni, Arjuna, bima, rahwana
Sinta, srikandi memangnya aku bisa milih
Artis bukan, bajingan mungkin iya
Kalaupun jadi arjuna yaa itu anugerahNya
Kan gitu...


Tapi sayangnya...
Kitalah yang menjadikan ajang sengketa
Ajang saling menghujat
Dalil membela kebenaran

Tau apa aku tentang kebenaran
Karena benar salah juga tidak mutlak
Tau apa aku tentang kebaikan
Karena baik bagiku belum tentu untuk kalian
Begitu juga sebaliknya
Tau apa aku tentang kebetulan
Karena tak ada hal yang kebetulan
Kembali lagi kita hanya lembaran wayang
Dijalankan Sang Dalang



Lakum diinukum waliyadiin
Umat lain menggunjing taliku
aku sakit hati
berdalih taliku dihina, dinista
aku membela...
opo manehhh iki, serang-serangan tanpa ujung
katanya agamaku agamaku, agamamu agamamu
ya sudah, tak usah risau penilaian umat lain
itukan urusan mereka sama tuhan
lha kalau kita balas dengan membeberkan dalil-dalil lain lagi
balik menyerang mereka tanpa ujung
lha terus bedanya kita dengan mereka itu dimana kawan..?? 
rahmatan lil alaminnya dimana
sudahlah, mari...
kita yang memutus mata rantai perselisihan
perbedaan biar tetap berjalan
dengan relnya masing-masing
beriringan sajakan boleh, toh tidak bertabrakan
urusanku yow aku sendiri
bukan ngurusi kalian,
kalian juga begitu, 
kalau mau ngurusin saya ya monggo
tapi kalau saya tak mau kan hak saya juga tow

Bicara madu, manis
Gula manis...
Tapi apakah yang manis itu pasti madu..?
Apakah yang manis itu pasti gula..?
Bisa jadi yang manis akan pahit bagi penderita sakit
Bisa jadi yang tak enak serasa istimewa bagi yang kelaparan
Yang istimewa bisa jadi memuakkan bagi yang sudah kenyang


Iman lagi kalian bahas...
Aku sendiri merasa iman itu bukan milikku
Itu milik tuhan
Bersyukur saja kita dititipkan
Berdo'aku dia akan lekat
Artinya ya simple saja
Iman yang ada padaku adalah rahmat Tuhan
Alhamdulillah, kan begitu

Yang membedakan aku dengan selain manusia hanyalah akal
Aku lho, kalo gak pake akal aja dibilang gila
Lucunya yang bilang gila juga orang gila, hahhahah
Begitu kok aku masih sering bilang orang lain gila
Kan lucu, jeruk makan jeruk..
Sesama hidup saja kok mengkafirkan sesama
Hak kita menilai sesama itu apa
Lha kita ki sopo...
Wis kui wae


Urip jare sederhana
Pikiran dan nafsulah yang merumitkannya
Hidup juga amat sangat murah
Gayamu dan gengsimulah yang memahalkannya


Terima kasih...
Sisa dari ini semua bukan urusanku

#duicosta
#20170105


Komentar

Postingan Populer