sajak jejakmu, teman dan mimpiku

Pernah ada senyum yang teduh,
di sela perbincangan sederhana,
tawa yang tak dibuat-buat,
mengalir tanpa sekat, tanpa prasangka.

Kau datang membawa kehangatan,
menerimaku apa adanya,
tanpa syarat yang membatasi,
tanpa curiga yang memberatkan hati.

Aku menghargaimu dengan caraku,
menjaga batas tanpa melangkah lebih jauh,
karena kutahu, pertemanan ini adalah anugerah,
langka dan indah, seperti embun di pagi yang malu-malu.

Dua tahun kita berbagi tawa,
mengurai kisah tanpa beban,
saling menguatkan di saat rapuh,
dan aku menikmati setiap detiknya,
merasakan hangatnya diterima tanpa syarat.

Aku menjagamu dalam diam,
menempatkan hormat pada tempatnya,
tak pernah melangkah melampaui batas,
karena kuyakini pertemanan ini sudah sempurna apa adanya.

Bersamamu, waktu seakan berhenti,
hadir tanpa kepura-puraan,
mengalir tanpa ekspektasi,
cukup dengan ketulusan yang kujaga rapi.

Namun waktu mengubah segalanya,
ketika perpisahan datang dan jarak menjadi nyata,
jejakmu perlahan menghilang tanpa kata,
pesanku menggantung tanpa jawab,
dan perlahan aku menyadari,
perhatian ini hanyalah sepihak.

Aku mencoba mengerti,
berusaha menjaga tanpa mengganggu,
menanyakan kabarmu tanpa menuntut balas,
namun keheninganmu begitu tegas,
jawaban yang tak perlu kata.

Aku bertanya pada diriku sendiri,
apakah aku terlalu jauh mengartikan segalanya?
Ataukah memang inilah saatnya berhenti,
untuk menjaga harga diri yang masih ingin kupelihara?

Aku berhenti bukan karena lemah,
bukan pula karena kecewa,
tapi karena kutahu kapan harus menjaga harga diri,
kapan ketulusan tak perlu dipaksakan.

Maka aku memilih diam,
kembali pada sunyi yang dulu akrab,
pulang kepada diri yang pernah kau kenal,
tanpa kecewa, tanpa dendam,
hanya seutas senyum mengenang pertemanan yang pernah ada.

Aku tak akan meruntuhkan ketulusanku,
tak akan menyesali rasa hormat yang kuberi,
karena bagiku, pertemanan tetaplah pertemanan,
walau namamu tak lagi menyapa hariku.

Jika kelak kau mengingat pertemanan ini,
ketahuilah aku tetap di sini,
bukan untuk menunggu kau kembali,
tapi untuk menjaga keikhlasan yang pernah kuberi.

Yogyakarta, 20250217
duiCOsta_hatihati 

Comments

Popular Posts