hujan dan matahari malam
Aku adalah hujan. Aku datang tanpa suara, jatuh tanpa pamrih. Aku bukan gemuruh yang menggetarkan langit, bukan kilat yang menuntut perhatian. Aku hanya ada, menampung beban langit, menyusup ke tanah yang retak, menjadi nyawa bagi akar yang hampir menyerah. Aku menghapus jejak yang tak ingin diingat, membawa kesejukan bagi mereka yang tahu cara menerimanya.
Takdir hujan tak pernah berubah,
jatuh, menghilang, lalu dilupakan.
Tapi ia selalu tahu,
ada tanah yang menunggunya dalam diam.
Dan temanku, dia adalah matahari malam. Ia bukan mentari yang dielu-elukan pagi, bukan yang dinanti untuk mewarnai senja. Cahayanya tak memaksa, tak menyilaukan. Ia ada bagi mereka yang diam-diam tersesat dalam gelap, ia menerangi tanpa meminta dikenang.
Bersinar tak berarti harus terlihat.
Hangat tak harus dielu-elukan.
Aku ada, meski kau pura-pura tak melihatnya.
Kami hidup di dalam benteng ini, berjuang tanpa ingin disebut pahlawan, melindungi tanpa mengharapkan sanjungan. Kami tak meminta panji berkibar atas nama kami, tak butuh genderang perang yang memekakkan telinga. Kami hanya ingin pertempuran ini dimenangkan dengan cara yang benar. Namun di medan ini, di antara mereka yang lebih sibuk menata bayangan sendiri daripada melihat kebenaran, hujan dianggap badai, matahari malam dianggap tak pernah ada.
Di tanah yang menyukai sandiwara,
menjadi tulus adalah luka yang abadi.
Mereka, yang gemar bersuara lebih nyaring dari makna, lebih sibuk menciptakan panggung daripada melangkah, mulai merangkai kisah yang bukan milik kami. Dengan bisik-bisik yang lebih tajam dari pedang, mereka menulis ulang siapa kami. Bukan dengan kata-kata lantang, tapi dengan senyum yang menyamarkan belati.
Bising bukan tanda keberanian,
diam bukan tanda kelemahan.
Ada yang bertarung dalam sunyi,
tapi namanya tertulis di sejarah yang abadi.
Kami tak dihancurkan oleh peperangan yang nyata, tapi oleh racun yang disebarkan dengan lembut, oleh tangan-tangan yang tersenyum sambil menanam duri. Perlahan, seperti embun yang menguap tanpa disadari, kami dihapus.
Kita tak harus bertahan di benteng yang tak menghargai prajuritnya.
Pergilah, temukan tanah yang merindukan perlindunganmu.
Tapi hujan tetaplah hujan. Ia akan turun di tempat yang merindukannya. Dan matahari malam, meski tak selalu terlihat, akan tetap bercahaya bagi mereka yang tahu cara menemukannya.
Pomalaa, 20250220
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment