begitu sebaliknya, barangkali...

ketika tuan rumah bertamu,
ada dua *aku* dalam tipuan
tertawan dan menawan
satu hidup satunya mati
dalam waktu bersamaan

semua, tak berkait dengan namaku
semua sebatas kehendak sang waktu
sedang semua ada di dalam kendaliMu

bagaimana aku bertanya kapan
sedang sedikitpun aku tak berkepunyaan
lalu kenapa aku bertanya dimana
sedang seluruhnya Engkau yang ciptakan
lebih geli lagi kupertanyakan bagaimana
sementara aku hanya pecahan yang diadakan

semoga engkau maklum
aku memahami dasar karena tiada
sedang aku buta batasan yang seharusnya
kuyakini saja bahwa Engkaulah satu yang tak terbatas
aku...??
terbatas sampai kata barangkali,
semoga atau siapa tau saja
sambil berharap engkau tak murka

bagiku menulis sangatlah mudah..
meski banyak angan malah tak tersampaikan
bahkan setelah rajutan kalimat menutup lingkaran
karena diriku bagian dari ketidak pastian
rumit adalah kesederhanaan ketika mengerti
sedang membaca adalah kesulitan
karena tidak ada yang pasti dari setiap kesimpulan...
bibir ini saja masih penuh basa-basi bersaksi
aku sadari itu amat sangat sejati
lalu apakah tuan rumah adalah tamu?
tergantung dari jendela mana terintip?
Pun begitu sebaliknya, barangkali...

duiCOsta
20180912

Komentar

Postingan Populer