Kecenderungan dan ketidak-biasaan

"Kenapa sih sebagian kalian masih tega mengelabuhiku dengan muslihat demi bersandar perhatianku disaat sebagian itu butuh dan kosong dari jiwa lain"

Jiwa ini sudah cukup renta untuk membaca kecenderungan lazim dari perilaku sekitar. Karena dari kecil itu yang ibuku ajarkan. Karena tak setiap bacaan itu berhuruf. Angin adalah bacaan, hujan adalah bacaan, pergerakan awan juga bacaan. Mereka cenderung begini, seharusnya begitu kecuali ketika lepas dari kelaziman itu sebagai tanda sesuatu sedang akan terjadi.

Begitu juga manusia sayang..
meski tidak akurat persis, tapi setidaknya ini mendekati.. Sebagian kalian yang tiba-tiba muncul di dua minggu terakhirku saja sudah cukup membuatku keram perut menahan tawa, yaa.... Tawa yang aku tujukan untuk dunia. Sebelum mereka menertawaiku karena aku larut dalam kecohan sesaat sebagian kalian itu... Ada yang tidak bisa tidur larut katanya perutnya mual, sakit. Ada yang tau-tau merengek minta antar ke kota untuk jalan-jalan. Ada yang sok-sokan care dengan bertanya aku dimana dan mau datangiku sementara dia tau aku tak berada disana. Adalagi yang akan berperang mengadu nasibnya di ujian syarat pekerjaan. Berpura-pura butuh motivasi karena saat itu dia sedang tak bersama doi hahahahh... Kalian pikir aku peduli kau kencingi dengan dusta-dusta itu sayang. Rasanya aku sudah mati rasa soal ini. Sampai kau sadar perhatianku adalah datar untuk siapapun yang kukenal, dan kehilangan saat kalian tau ketulusanku diwaktu aku sudah beranjak tak peduli... Dan jangan salah teman, adek... Tidak peduli versiku adalah aku menahan diri untuk bertanya kabar, setelah apa yang aku tau kalian adalah penyalur amis kencing-kencing setan di wajahku sebagai teman. Sedangakan pertemanan sebagai satu-satunya yang kita miliki bersama saja kau kencingi, apalagi aku yang bukan milik bersamamu... Jangan salah juga aku diam...
Aku terus-terusan bicara tentang sebuah perhatian kecil untuk kalian...   Karena pada dasarnya kalian tak butuh jujur atau dustaku, cukup kalian pahami kalimat kataku, tetap saja itu terbaca dan bisa kalian ikuti... Tapi kalau boleh jujur memilih aku lebih menghargai bajingan yang terus terang mengakui, daripada jiwa gontai haus perhatian dan bersembunyi dibalik topeng kemunafikan demi berdamai dengan sengketa pandanganku.. Daripada kau bilang, aku ada pertandingan besok, ada keperluan ujian sekokah besok, aku tak biasa tidur terlalu larut, karena ini itu bla bla bla dan sebagainya.... Tai kucing semua itu... Nyatanya, kalian bisa tuh jalan bareng yang lain sampai pagi, keliling gak jelas, gak puding kepala, gak sakit perutnya, gak mual... Dan apakah kau gak butuh kondisi prima untuk esok pagi menghadapi ujianmu sayang? Ada yang salah dengan bacaanku? Kurasa tidak... Hanya saja kau gak bakalan sadar sejauh itu aku membacanya...

Kalian hanya berperang dengan ilusi kalian sendiri, saat terlintas bayang semak belukar wajahku yang kalian pernah temui. Atau kalian akan lupa sama sekali tentangku sebagaimana kalian tak pernah tau aku dilahirkan. Mendakilah bersamaku, atau ikutilah kecenderunganku dari sisi gelap yang aku tak sadari, supaya kalian daoat nilaiku yang hakiki. Apakah kalian semua masih ingat sebagaimana aku tak lupa? Apakah kalian masih sehangat dahulu, setelah kupeluk hujan karen Takut kehilangan? Jawabannya ada dua, dan dua duanya ada... Yang ingat ada, banyak yang lupa.... Jangan salah lagi mengejawantahkannya, akubtak butuh tenar populer, aku hanya belajar untuk selalu ada di saat yang lain tiada, itu saja....

Kegilaanku pada hal-hal kecil yang detail adalah alasan sederhanaku membaca juga tentang gelagat-gelagat aneh disekitarku. Jadi maaf, jujur saja saya selalu membaca kalian di setiap awal tatap. Mengembangkan dengan segala kemungkinan-kemungkinan dan akhirnya menyimpulkan meski tetap saja itu tak sempurna adanya. Tujuanku juga jelas, memberitahumu dan berubahlah kalau bisa dan berkenan. Selanjutnya mengetahui dimana kelebihanmu berada menurutku, dan kekuranganmu bersembunyi menurutku  juga, semoga kalian bisa sedikit saja jujur setidaknya pada diri kalian.. Itu saja..

Ketika huruf tak ada untuk dibaca
Hanya ada dua hal yang dibandingkan
Sebelum kesimpulan datang dari sengketanya
Dia adalah kecenderungan dan ketidak biasaan
kecenderungan hati begini
Tidak biasanya begini
Muncullah setanya, ada apa...
Kau bisa saja berhenti tak peduli
Dengan jawabah sekata ENTAH

Tapi apa gunanya kau membuka bukunya
Ketika kau baca awal judulnya saja
Lalu kenapa kalau fisik dinilai hati diciptakan
Pertanyaan menggelitik dari pemuda bernama Rosidi
masuk akal pertanyaan, tapi mudah menjawabnya
Bagiku ...
Itu hanyalah tentang batasan kita
Membaca, melihat, meraba dan merasakan...
Langit tak sebenaranya biru
meskipun biru terlihat
Laut tak sejatinya biru
Meski demikian kelihatannya
Hitam tak seutuhnya hitam
Kadang dia hanya kegelapan
Putih juga bisa jadi berdebu
Karena ia hanyalah siang

Dan berbahagialah yang  bermata abu-abu
Karena dia akan selalu melihat dua warna
Di disetiap penglihatannya terhadap sesuatu
Selalu ada putih di hitam yang terlihat
Selalu ikut hitam disetiap putih tersapa

terima kasih sudah mengajarkanku
Tentang warna sejati yang kalian coba tutupi
Dengan kata, dengan kalimat dan dengan tabiat
Meski bukan bawaan lahir
Tapi dia lahir setelah kelahiran itu sendiri
Karena dia ada karena kebiasaan...
Yang dilazimkan dan mewatak
Jujurlah nak... Jujurlah sayang
Untuk pertemanan ini
Aku mencitaimu karena engkau jujur
Tentu saja kalian..

duiCOsta
20171106 muarateweh

Komentar

Postingan Populer