Aku hanyalah tiada, sepertimu

Waktu kecil aku selalu membenci
Setiap ketidak adilan yang tuhan berikan padaku
Dan itulah yang aku pikirkan kala itu
Ibuku tak setiap hari kutemui
Begitu pula wajah ayahku yang tak selalu kuingat
Karena mereka jauh demi cinta
Kepadaku, kepada kami, kala itu

Seiring waktu aku bertumbuh tanpa syarat
Menua usia dengan kegilaan hidup
Yang sesungguhnya tak pernah mudah
Sama sekali tak pernah mudah
Tidak seperti kalian disebagian yang lain
Hari hari hanya ada sekolah tanpa belajar
Selingan kami adalah rerumputan untuk domba
Pakaian lusuh, berbau menyengat
Karena ia terlalu lama terendam
Dan aku terlalu lelah untuk mencuci
Sampai pada saat baju bersih habis
Terpaksalah ia terjemur

Begitulah usia ke tujuhku sampai remaja
Tapi apakh itu sesal?
Bukan sama sekali
Kemarahanku pada tuhan waktu kecilku
Menjadikanku mengalir
Betapa aku bersyukur, ibuku sudah memberikan
Apa yang aku butuh
Tentang apa yang harus aku terima
Tentang asal usul dari tiada
Ayahku, meskipun ia kaku
Ia adalah cermin bagaimana aku  
Berbuat sedikit lentur...

Ayahku yang mungkin lebih tau banyak
Tentang agama..mungkin
Tapi beliau tidak mengajarkannya padaku
Melalui buku buku yang kata orang jendela ilmu
Ibuku yang beredar mengikuti alur sebagai manusiapun
Tak mengajarkanku dengan buku buku
Yang katanya dari sanalah segala ilmu

Ternyata mereka lebih dari buku itu sendiri
Setiap katanya adalah bacaan
Setiap marahnya adalah pencerahan
Setiap diamnya adalah obrolan
Mereka tak mengajarkanku mengenal tuhan
Sebagaimana banyak di tulis di kitab kitab
Terlalu tinggi katanya tingkatan seorang seperti kita
Untuk mengenal tuhan, itu butuh waktu panjang
Cukuplah berbagi dengan sesama ciptaanNya
Maka Tuhan akan  datang dengan sendirinya

Kalian mulai membacaku
Sebagai anomali  kebanyakan
Dan kalian tersinggung dengan apa yang aku perbuat
Ah dasar manusia kataku
Aku saja enggan membacaku sendiri
Sedikit sekali yang aku tau tentang hidup
Sebuih dilautan, sesebu di udara
Dan mungkin pula hampa ruang tanpa apa
Lalu apa yang bisa aku sombongkan...??

Lalu manusia mulai bergerak mengejar
Apa yang namanya ilmu
Sampai titelnya lebih panjang dan rumit
Dari sebuah namanya yang sederhana
Sedangkan aku malah justru sebaliknya
Ketidak tahuan kadang malah justru lebih mendamaikan
Dari pengetahuan yang dijadikan senjata perdebatan
Bahkan ilmu telah banyak menciptakan perang
Dengan kata lain menurutku
Ilmu di masa dewasa sekarang ini
Saat dunia menua dan semakin kotor
Yamg seharusnya ia benderang sebagai cahaya
Malah justru membara laksana api kawah candradimuka
Ada benernya gak sih apa kataku
Ah biarpun salah biar saja
Toh itu pendapatku saja
Pendapat seorang yang mempunyai banyak
Ketidak tahuan...
Dan aku tidak akan banyak bicara kecuali tulisan

Terima kasih..
Salam
duiCOsta
20171126

Komentar

Postingan Populer