Majenun menemukan Laila
Jika tubuhku merasa perih,
itulah tanda bahwa aku masih berjalan dalam kefanaan,
dan jika aku turut merasakan lukamu,
itu pertanda jiwaku belum kehilangan nurani.
Namun jika sakit ini mendekatkanku padaMu,
maka saat itu, aku telah sembuh
sebab derita yang menuntun padaMu,
bukanlah beban, melainkan anugerah.
Hati adalah belantara sunyi,
tak setiap musafir dapat masuk begitu saja.
Namun aku memilihMu dalam diam,
seperti rembulan memilih malam untuk bertahta,
seperti sungai yang merindu laut tanpa pernah meminta kembali.
Saat rindu ini menjelma gelombang,
aku memilih tenggelam dalam lelap,
sebab di dalam mimpi, janji pertemuan kita telah tertulis,
meskipun Kau nyata dalam segala yang ada,
namun hakikatMu tetaplah rahasia yang kusembah.
Kesendirian dalam kesunyian,
adalah mahar yang kupersiapkan untuk memilikimu,
bukan dalam genggaman dunia,
tetapi dalam hakikat yang melampaui kata.
Dan jika suatu hari Kau berkenan menyebut namaku,
dengan kasih atau sekadar kenangan,
cukuplah bagiku mengetahui
bahwa pernah ada seorang hamba,
yang dengan segenap jiwanya,
jatuh cinta padaMu dalam diam,
bukan sekadar untuk meminta,
tetapi untuk tenggelam dalamMu,
hingga yang tersisa hanyalah Engkau.
Pomalaa, 20250317
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment