AMOR FATI, FATUM BRUTUM
Cintailah takdirmu, meski ia datang
tanpa janji manis, tanpa tangan lembut.
Ia mengetuk pintu dengan angin dingin,
kadang sebagai cahaya, kadang sebagai luka.
Namun, wahai jiwa, mengapa resah?
Bukankah malam yang merangkul bintang?
Bukankah ombak yang menempa karang?
Apa yang kau sebut racun, bisa jadi anggur
bagi lidah yang terbiasa pahit.
Takdir bukan burung yang bisa kau pikat,
bukan kapal yang bisa kau kendalikan.
Ia adalah lautan yang menelan dan melahirkan,
Ia adalah pisau yang melukai dan membentuk.
Tapi lihatlah, api yang membakar,
juga yang mengubah besi menjadi pedang.
Angin yang menghempas,
juga yang mengajarkan sayap arti terbang.
Maka rengkuhlah, bukan sebagai rantai
tetapi sebagai sayap yang membawamu tinggi.
Bukan sebagai belenggu, tetapi sebagai tarian
sebab hanya hati yang lapang
yang bisa menari dalam badai.
Cintailah takdirmu, meskipun ia kejam,
sebab dalam dekapan penerimaan
segala luka menjelma taman,
segala duka menjadi nyanyian.
Pomalaa, 20250306
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment