Kopiku
Engkau kopi puncak malamku,
berselingkuh pahit dan kelam tanpa kusedu
Lelaki,
tenggelam dalam secangkir kopi.
Kuseduh sepi kuaduk sendiri,
mengiyakan pahit sang kopi.
Duta bahasa hati,
Dikala Puisiku mati...
Seringkali, pujangga bersembunyi
Dibalik senja, gunung, gelap malam atau bintang
Tapi bagiku tidak demikian,
Aku bukan penyair,
tapi kalimatku juga bukan pendapat akhir
Setiap kalimat hanyalah tangan dari rasa
Dimana aku melambai tanpa memanggil
Tapi damai dalam terik ataupun gigil
Aku dan tulisan,
Ibarat dua jiwa kesepian
Yang saling meramaikan
Aku kesepian nyata
Tulisan kesepian makna...
Duduklah seperti kopi, pasrah
Yang tak pernah memilah
Kemana bibir cangkirnya akan singgah
Di matanya kita semua sama...
Racikannya adalah ritual
Pelakunya barista katanya
Dan aku, peminum tanpa kata
Buta saja...tanpa sengketa
duiCOsta,
20190503
Comments
Post a Comment