Perjalanan Menurutku..

"apakah kalian masih selembut dahulu
saat nanti kita diberi kesempatan bertemu
seperti di 2 minggu terakhir sebelum beranjakku
sebagai penghibur diri sebelum aku berlalu"

Kalian kuakui luar biasa, bahkan kemandirian itu sudah nampak diSaat kalian masih hijau. Semoga menguning mengikuti prosesnya tanpa lelah. Berporos seperti jarum jam, searah meski tak bersama, karena kita hidup dalam poros yang sama.

"apakah kalian masih mengingatku
sosok yang kalian bilang aneh
dan mungkin anomali dari sekitar yang biasa
memanggilku bapak, teman, kakak bahkan ibu
sementara aku adalah bajingan kelabu
yang sebenarnya kalian tak sepenuhnya tau"

Haru biruku kemarin dulu
Karena aku selalu menjaga setiap sapa, dengan segala hal yang pernah ada. Itulah kenapa, setiapnya tak boleh menua. Ada yang aneh dengan tulisanku? Tidak ada, dia hanya aliran tinta yang menjadi usada dari setiap rasa. Dia tak berdosa, karena akulah tuannya yang lahir sebagai pendosa. Meski berharap tuhan maklum, itu saja...

"Skies isn’t blue, this is only human point of view.
Today a reader, tommorow a leader.
Always be yourself no matter what they say and never be anyone else even if they look better than you..!!"

Apakah kau yakin bahwa langit itu biru sayang? Seharusnya kita pertanyakan apabila meyakini itu. Lalu bukankah di atas kita sejengkal adalah langit? Lalu kenapa ia tidak biru? Itu pertanda hidup adalah hanya sebatas apa yang bisa kita lihat. Selebihnya Tuhanlah yang tau. Ada yang bilang hari ini biarlah kita belajar membaca dan esok mungkin kita akan memimpin dengan ilmu dari hasil bacaan kita. Itu benar, tapi kupikir aku akan selalu membaca dimanapun aku duduk. Karena kita perlu membaca dan melihat kebawah, setelahnya kita harus rumuskan bahwa mereka layak bahagia, dan kita mulai merubah tujuan hidup. Awal tujuan kita adalah sukses, ternyata itu bukan tujuan, sukses hanyalah salah satu anak tangga, sebuah simbol syarat untuk tujuan yang lebih, berbagi. Makanya, saya tidak ingin seperti si A yang sukses, aku tak ingin seperti si B yang kaya, Si C yang pintar atau cerdas. Aku tidak ingin menjadi seperti siapapun. Aku adalah aku yang keras kepala dengan wajah hidupku sendiri. Menjadi orang biasa dengan jiwa biasa dan berbuat yang biasa, bukan luar biasa. Masalah populer atau tidak, itu hanya anggapan sesama.. Biar saja aku menjadi aku sendiri yang kuno, ketinggalan zaman, yang tak bisa bicara banyak dengan lantang tentang cerita-cerita. Sampai ada yang bilang bicaraku nyaris berbisik katanya. Tapi cukuplah aku bicara lantang di depan calon bupati, didepan khalayak ramai saat menjadi Master Of Ceremony acara pernikahan, pemberangkatan jenazah, atau sosialisasi perkumpulan kelompok tani didesaku. Menjadi duta anti narkoba dengan caraku sendiri yang ku lakukan samar. Atau berbicara panjang lebar melalui pesan personal, japri dengan setiap orang, cerewet seperti emak-emak dan mungkin kalian bosan dan malas membacanya, apalagi membalasnya hahahh... Apakah aku peduli..? Tidak sayang, aku yakin kalian akan kehilanganku saat semua menjadi sepi tak bertuan, karena akan kalian sulit temui, lelaki yang menasbihkan diri sebagai sahabat sejati dengan sepi, kesepian di keramaian sepertiku yang selalu bicara dari hati ke hati, meskipun kalian tau aku sendiri tak berhati.

"Keep your friends close and your enemies closer"

Jagalah teman dengan dekat, tapi dekatilah musuh dengan lebih dekat dan rapat. Karena dengan merapat ke musuh atau orang yang benci kepada kita, setidaknya kita akan tau alasan mereka kenapa benci. Dari sana tak juga kita menghakimi, meluruskan langsung. Karena kita juga harus mawas diri barangkali kita  bisa berubah sesuai mau mereka sepanjang itu adalah hal yang tidak bertentangan dengan jiwamu. Atau sekadar membiarkan jikalau itu adalah sudut pandang mereka yang tidak biasa. Ataupun setidaknya kita tau rencana-rencana apa saja yang sedang mereka susun untuk menjatuhkan kita, dan kita bisa cegah dengan cara kita atau sekedar menghindari pertikaian. Kita tak perlu berkelai dengan mereka, itu membuang waktu. Cukuplah kita menang tanpa berperang. Dan memulai segala sesuatunya dengan lebih berhati-hati, ya... Berhati-hati seperti arti namaku, hati-hati...

"suatu ketika aku ditanya oleh salah satu sesama, siapa kamu? "

Sederhana sekali aku menjawab karena hidup adalah misi, dari sukses ke berbagi. Aku akan bilang aku adalah manusia biasa, yang tak selamanya berbuat sesuatu yang besar, tapi aku hanya akan berbuat hal-hal kecil yang terus menerus dengan CINTA yang besar. Aku ingin sekali mengawal kebenaran ditengah kotornya dunia yang indah, diantara belantara yang hijau tapi lucu atau diseberang samudera biru yang berbuih. meskipun konsekwensinya jelas, aku takkan tenar, aku takkan populer bahkan takkan muncul ke permukaan karena ketidak lazimanku sebagai manusia jaman sekarang. Tapi apakah aku peduli? Tidak sama sekali. Karena bagiku sangat sederhana sekali. Aku maju sendirian, hidup tak melulu soal pilihan, dia adalah bahan cerita dan legenda masa depan, dan mana mungkin aku menyerah pada kemunafikan, pada godaan kebutuhan, dan pada amisnya kencing setan mengelabuhi demi sejahtera orang-orang terdekat tercinta. Buktinya aku masih idealis soal harta, rezeki dan asal mulanya. Memilih karir sebagai kuli bangunan kasar, daripada mengambil kesempatan pegawai negeri di slaah satu perguruan ternama di jogja... Bahkan berhenti setelah dinyatakan resmi sebagai pegawai pemerintah, berdasi, rapi, sok intelektual... Aaachh.... Itu kan cuma status sosial yang diada-ada manusianya sendiri. bagiku, ketenaran itu adalah bagi mereka yang rentan ingin dipuji, kedudukan adalah sebuah kursi yang ingin diraih bagi mereka yang haus hormat, begitu pula pangkat yang terkesan wah banget bagi orang-orang yang mengelilingi mereka dari bawah, aku tak butuh melihat itu semua, karena diluar dari itu semua ada satu hal yang jauh lebih berharga, kebenaran dan kejujuran, tak sebanding dengan ketenaran.

 

"Apakah gula yang manis itu terlihat ? Tidak apabila ia sudah larut di secangkir kopi. Bila ia masih terlihat maka pastilah secangkir kopi tetap kopi biasa tak berasa kecuali pahitnya. Begitu pula kebaikan, ia tidak seharusnya kelihatan karena ia hanya butuh dirasakan bukan dilihat. Sehingga kopi secangkir itu akan memanis disetiap sruput para peminumnya.."

Kita, takkan pernah bisa berbuat besar untuk sesama secara terus menerus. Ada kalanya kita tumbang okeh keadaan, sempit oleh himpitan waktu dan seringkali pula kita lupa bahwa kita dibutuhkan sekitar. Itulah alasanku kenapa, bergitu bangga ketika bisa kujumpai seseorang yang betapa ia peduli disaat senggang waktunya untuk berbagi dengan sesama disekitar mereka, meski pada lingkup terkecil, keluarga misalnya, teman misalnya dan tetangga.

"dunia ini dengan segala carut marutnya sudah membuatku berkesimpulan, dunia itu kotor sekali dengan sebagian sifat manusia yang tamak, rakus dan sombong meskipun tak kupungkiri dunia menawarkan kelucuan untuk kita tertawakan. Belantara hijau dari kejauhan, orang jawa bilang srigunung, elok dari kejauhan tapi hancur saat didekati. Dia ternyata sangat kotor dan amis oleh kencing setan yang sebagian sudah di wakili manusia itu sendiri. Langit biru yang seringkali marah dengan hujannya, laut juga membiru yang kadang murka dengan tsunaminya...."

Tapi itulah satu alasanku betapa aku sangat tertarik  dengan kehidupan ini. Satu kata, unik...!! Meskipun misterius dengan segala apa yang akan terjadi. Banyak kelucuan di negeri yang aku juluki negerinya para sengkuni, Indonesia. Dimana setiap wakil presiden punya hak lebih kecil dari presidennya, wakil bupati demikian juga adanya. Wakil... Ya ... Wakil... Tak pernah melampaui yang diwakilinya dalam hal wewenang ataupun pendapatannya di jabatan yang dia jabat. Tapi kenapa tidak demikian dengan wakil rakyat?? Rakyat miskin, kere, sengsara tapi wakilnya malah bak seorang raja. Makan enak, tidur nyenyak dan bangsat benar pokoknya... Nahkan mereka dengan serta merta merangkum setiap keluh kesah rakyatnya sebagai daftar perjuangan kosong yang akan dipertaruhkan disetiap gelanggang pemilihan. Brengsek, kalian menjual atasan kalian demi perut satu dua orang. Kesana kemari dengan anggaran APBN, alasannya dinas negara, dasar keparat.  Belum lagi kalau aku sering temui, membayar parkir dari mobil mewahmu saja enggan, katanya sih si tukang parkir sudah senang bisa mengawasi mobil mewah pejabat negara, dasar anjing!!! Bukankah kami sesama rakyat kadang justru memberikan 5000 dari 2000 yang seharusnya? Karena kami tau mereka semua saudaraku. Tanpa bermaksud merendahkan mereka sama sekali. Belum lagi anak-anak usia tanggung mengais duit di perempatan jalan, meminta-minta, mengamen, bahkan mencuri..?? Belum lagi kalau jatuh apesnya mereka terjaring razia keamanan, ditambah lagi undang-undang setan malah melarang kami mengulurkan sumbangan?? Sementara sumbangan yang kalian kelola tidak pernah sampai kepada mereka?? Lalu yang setan itu siapa? Tidakkah kalian berfikir ketika merumuskan itu semua seharusnya kalian sudah menyediakan segala solusinya? Yaa, solusi sebagian memang sudah, tapi bagaimana mereka harus mengikuti aturan main kalian sementara ibu mereka sakit tak berdaya   dirumah, tak sanggup ke klinik sekedar menebus obat pusing yang timbul karena belum makan, tak ada duit..?? Rumah sakitmu tak sanggup menampung setiap jiwa sakit seluruhnya, bukan karena ruangan dan  fasilitasnya yang tak ada. Tapi karena jaminan kesehatan di nomer sekiankan di negeri ini bangsaaattt!!! Perilaku dokter-dokter yang jauh dari misi berbagi kepada sesama, karena mereka harus mengembalikan modal yang dikeluarkan semasa kuliah demi title dusta seorang dokter??  Kenapa kalian tidak mencoba merumuskan sistem pendidikan dari negerinya benua amerika, KUBA.. Betapa biaya kuliah kedokteran sangat murah, bisa masuk ke fakultas karena memang kualitas personalnya, bukan karena kuantitas suapnya?? Dan penanaman sederhana dari setiap keluarga rumahan yang memang mengajarkan setiap anaknya untuk mengutamakan sesama, bukan untuk mengejar yang namanya uang....

"kalian akan mengenalku setelah berjalan bersamaku selama kurang lebih 13 hari. Bagaimana aku akan mengatasi kekurangan rombongan, menyamarkan kelaparan tim saat bekal habis dan bagaimana kita akan tetap berjalan dan berfikir untuk kemaslahatan bersama. Bila itu belum terjadi maka jangan engkau terlalu percaya padaku. Karena bisa jadi aku adalah kedustaan seperti kebanyakan."

Itulah alibiku kenapa, seringkali aku malas menceritakan kisah hidup meski aku sendiri yakin betapa luar biasanya kisah itu. Kisah yang memang dianugerahkan tuhan untuk cerminan disetiap waktuku agar selalu tenang dan berserah meski tetap dengan usaha dan doa. Kebanyakan dari kalian akan bilang, ahhh ngibul aja manusia satu ini. Mana ada jaman sekarang yang mempunyai tingkat keluguan sampai seperti ini... Bullshit aja ini anak manusia... Hahahhah.. Yaaa... Pada dasarnya aku gak butuh dipercaya, kalau kalian jeli, kalian gak butuh cerita itu nyata atau dusta karena didalamnya kalian tetap bisa belajar.  

INTERMEZO

Kali aja berguna

Dua belas tahun lalu,
seorang wanita pergi kuliah di Prancis.
Dia harus sambil kerja dan sambil kuliah.
Dia perhatikan bhw sistem transportasi ditempat menggunakan sistem "otomatis",
artinya anda beli tiket sesuai dgn tujuan melalui mesin.
Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas.
Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.

Setelah dia temukan kelemahan sistem ini,
dgn kelicikannya dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas krn tidak beli tiket sangat kecil.

Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dgn tidak membayar tiket.
Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya.

Dia juga menghibur dirinya krn dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalo bisa irit ya irit.

Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yg akan mempengaruh karirnya...

Setelah 4 thn berlalu,
dia tamat dari fakultas yg ternama dgn angka yg sangat bagus.
Ini membuat dirinya penuh dengan keyakinan.

Dia mulai memohon kerja di perusahan yg ternama di Paris dgn pengharapan besar untuk diterima.
Pada mulanya,
semua perusahan ini menyambut dia dgn hangat.
Namun berapa hari kemudian, semuanya menolak dia untuk berkerja.

Kegagalan yg terjadi berulang kali membuat dia sangat marah.
Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing.

Akhirnya, dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja utk bertemu dengan managernya.
Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.
Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia...

Berikutnya adalah dialog mereka...

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan mu.
Pada saat anda mohon bekerja di perusahan,
kami terkesan dgn pendidikan dan pencapaian anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, anda sebenarnya pekerja yg kami cari-cari.

Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima aku bekerja?

Manager: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa krn perkara kecil ini perusahan menolak pekerja yg mahir dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?

Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini perkara kecil.
Kami perhatikan pertama kali anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama anda masuk di negara ini.
Petugas percaya dgn penjelasan bhw anda masih belum mengerti sistem pembayaran.
Diampuni, tapi anda tertangkap 2x lagi setelah itu.

Wanita: Oh krn tidak ada uang kecil saat itu.

Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan anda.
Jangan anggap kami bodoh.
Kami yakin anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.

Wanita: Itu bukan kesalahan mematikan kan?
Kenapa harus begitu serius?
Lain kali saya berubah kan masih bisa.

Manager: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan anda membuktikan dua hal:

1. Anda tidak mengikuti peraturan yg ada.
Anda pintar mencari kelemahan dlm peraturan dan memanfaatkan utk diri sendiri.

2. Anda tidak bisa dipercaya.
Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada kepercayaan.
Jika anda diberikan tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yg besar.
Demi ongkos, kami tidak sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu.
Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai anda.
Saya berani katakan,
di negara kami bahkan seluruh Eropa,
tidak ada perusahan yg mau pakai anda.

Pada saat itu,
wanita ini seperti bangun dari mimpinya dan sangat menyesal.
Perkataan manager yg terakhir membuat hatinya gentar.
*Catatan penting :
Moral dan etika bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran.

Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yg buruk....

DARI KISAH DIATAS
jelas bahwa, setiap perilaku kita berorientasi pada tanggung jawab kita kepada tuhan. Artinya aturan tuhan begini, ajaran tuhan begini, saran tuhan ini larangan tuhan itu. Yaaa.. Nikmati saja... Kenapa ada korupsi? Karena mereka menjauhi tuhan bahkan merasa bisa bersembunyi dari tuhan. Dan bukankah hatimu akan merasa seperti maling ketika kau mengambil yang bukan hakmu, meskipun secara logika kau 100% aman, tidak ada yang tau?? Hidup bukan rutinitas sayang, maka belajarlah, kerja juga bukan tujuan, dia adalah perjalanan, maka majulah. Sukses juga bukan akhir cerita, berbagilah setelahnya atau ketika berproses menuju kesana.

"kita semua kehilangan teman… kita kehilangan mereka dalam kematian, jarak yang jauh dan lama kelamaan. Tapi meskipun mereka bisa hilang, harapannya tidak. Kuncinya adalah menyimpannya di dalam hatimu, dan bila waktunya tepat, kamu bisa menjemput persahabatan tersebut di tempat kamu meninggalkannya. Bahkan yang hilang pun menemukan jalan pulang saat kamu membiarkan lampu menyala"

pertemanan,
Dia tidak harus sua raga, karena dimanapun dia tersemat dalam baris doa yang kita panjatkan. Menanti kabar surut suasana, menampung mereka berlabuh dan mendorong mereka untuk kembali berlayar. Berbagi, katanya kita akan dapati berlipat ganda? Sedekah, katanya semakin banyak kita salurkan semakin banyak pula kita dapatkan. Tapi apakah itu motivasinya? Seandainya tidak ada hitung-hitungan begitu kira-kira seberapa banyak tangan mengulurkan bantuan kepedulian? mengapa kepada tuhan kita masih hitung-hitungan? Memangnya kita jual beli? Apalagi setelah apa yang diberikan tuhan tanpa syarat... Begitu juga pertemanan, masihkah kita bisa setulus embun yang setiap pagi menghampiri permukaan, dan betapa pagi tak butuh syarat embun harus berwarna bukan?? Akankah kita temui cinta yang sedemikan tulusnya?? Ada !!! Dari seorang ibu tentunya, dan segelintir jiwa yang memahami tujuan hidup yang hakiki, mengejar sukses berbagi setelahnya.. Tapi sebagian besar sudut bumi pasti akan menertawai ketika minoritas itu kita temui. Karena kelaziman jaman akhir ada pada kezaliman itu sendiri. Yang tidak zalim bukan manusia akhir zaman. Ini peradaban yang terbentuk dari  propaganda setan yang senantiasa mengencingi setiap lisan putih, mata terang hidung mewangi dan telinga merdu.... Tinggal kita yang pilih menjadi bagian yang sedikit atau kebanyakan, atau bahkan sedikit munafik supaya diterima keduanya?

"bagiku belajar tidak harus kepada kebaikan, kebenaran dan putih, adakalanya kita masuk kedalam sisi gelap hunian setan untuk kita pelajari. Maka marilah sejenak kita renungkan usul saya, duiCOsta, belajar kepada semangat dan strategi setan, menurutku boleh yang penting aplikasinya dibalik cermin.."

Kita tau setan sudan bersumpah menggoda anak cucu adam untuk sesat, termasuk kita. Setan dengan sabar dan bertahap mengelabuhi kita dengan duniawi. Mengingat logika jiwa-jiwa sekarang cukup kuat dan rasional, setanpun dengan sabar, ya dengan sabar menggoda kita untuk sesat. Dari hal-hal kecil yang mulai diabaikan. Memberi, tersenyum, merasa sederajat dan sebagainya.  Merambah ke tahap berikutnya naikkan level iming-iming jebakannya. Duit, kedudukan, pangkat... Munculah  kasta. Mulai membatasi diri, membedakan diri dari yang sesama manusia.

"dui, kau yang tak pernah berbuat kebajikan. Namun yang selalu belajar untuk tidak menyakiti, dan setelahnya baru berangsur-angsur memulai hal-hal kecil dengan cinta. Bahkan kau adalah cinta itu sendiri. seringkali karena sebuah harapan kebaikan datang padamu yang sepadan dan itu adalah kekosongan, kau hibur diri dengan senyum kemakluman, lanjutkanlah nak jangan berhenti. Kebaikan yang kau berikan adalah jalan tuhan untuk tuhan dan tanpa alasan, jadi ketika itu adalah berujung  tak terbalas, yaaaa biar saja, yakin saja balasan tidak melulu dari sang penerima, bisa jadi dia adalah sirkulasi, jadi tidak ada alasan berhenti"

Aku kemarin disini
Menyapa kalian dalam sepi lalu pergi
Dan kalian adalah sepi yang mengelilingi
Sepi yang tak mampu ku jembatani
Menjadi sebuah percakapan kecuali ilusi...

Sampai pada waktunya diantara 2 purnama
Aku pergi sendiri
Pada awalnya kalian mulai berbondong menghampiri
meski pada kataku bilang
Tiga hari kan ku lihat yang hakiki

Memang lebih dari tiga hari
Tapi tetap saja aku kembali pada diriku
Sepi dari lahir kecuali 3 jiwa mungkin masih ada
Sekalipun itu bukan niscaya
Tetap saja aku butuh kalian
Cerita kalian, kabar kalian dan segalanya
Apalagi tentang duka lara kalian

Aku gak peduli tentang peduli kalian
Atau acuh kalian
Terlanjur tak berhatiku kalian ada
Di setiap gelagat darahku mengalir
Kalian tetap jiwa-jiwa yang takkan pernah lepas
Dari baris doa dan jual beliku
Karena kalian adalah bintang
Yang pernah kulihat meski sebagian redup
Tetap saja kalian begitu berarti
Dan perempuanku tau itu...
Terima kasih... I love you..

duiCOsta
05 November 2017

Komentar

Postingan Populer