Bersua Kehilangan
Garis satu purnama lalu, terpijak tangga selanjutnya
Tak semua jari-jariku terlipat
Demi menghitung jumlah saudara
Teman yang tak genap dasa jiwa-jiwa
Namun kokoh menghalau ribuan kurawa
Sederet belantara hidup kutemui
Sejiwanya membuatku bercermin lagi
Membaca kisah masa lalu di baris awal buku
Sadarkan bahwa kemarin lusa aku kehilangan
Satu raga sejati dari tempat lain
Bersyukurnya sederhana, jiwamu masih kubawa
Awalnya engkau tak lebih dari mitra
Beranjak tumbuh dalam hari-hari
Sebagai teman...
Menua bersama setelah putaran waktu yang singkat
Setengah sombong masa mengabarkan
Bukan lagi sahabat, tapi saudara
Begitu aku kangkangi sombongnya
Tapi aku adalah aku, begitu pula engkau
Memiliki masing-masing sisi pribadi tak tersentuh
Dan satu-satunya hal yang kita miliki bersama
Yang lahir tanpa ayah bunda
Berada tanpa senggama hanyalah satu...
Pertemanan itu sendiri
Pertalian ini sudah lebih dari cukup
Untuk kita sama-sama menahan kencing
Demi harum tali terurai mengikuti jalan
Ya.... Jalan sang waktu yang tanpa lelah bergulir
Satu hal... Jangan pernah lupa
Kita seniman lukis tanpa penghapus
Meski pada akhirnya sua ini adalah
Awal dari akhir batas kehilangan
Dan biar saja raga berai beda bilik
Karena sejiwa selalu tersimpan rapi
Terpahat dan terucap
Di baris do'a saatku merayu tuhan
terima kasih belantara, gelap malam
terima kasih semak belukar, duri tajam
duiCOsta,
20171001
Comments
Post a Comment