Bahkan aku bukan milikku

Sejalan waktu beranjak senja
Jengah.. Hela nafas karena lelah
Langkah-langkah dari rumah niatku
Tersandung batu kelok jalan kutemui
Kaca mata kuda aku lurus saja
Terbentur tebing tinggi terjal curam
Sekitar merayuku berbelok
Aku lurus saja tak peduli
Saking takutnya titik kecil di depan
Semakin samar atau justru enyah

Perlahan....
Merayap tertatih, seringkali terpeleset
Kerikil tajam siap goreskan luka ditelapakku
Sejenak bersandar pada apa yang ada
Kadang tak kepada tuhan
Malah mungkin kepada syetan
Tebalkan tinta aku seorang pendosa

Sering lahir keinginan
Berhenti atau kembali pulang
Mengulang dari fajar dan takkan pernah sampai
Muara jingga dimana mentari tenggelam
Kuabaikan keinginan, bertukar kewajiban
Yang harus aku pertanggungjawabkan

Menyerah bukan untuk melemah
Berserahku pada tuhan tatkala sadar
Ingatku tak punya apa, lahir dalam tiada
Rumah niatku adalah tongkat
Yang tak kemana meski ku berkelana
Sekitar hanyalah suasana
Yang menawarkan kesempatan beraneka rupa
Sedang didepan sana adalah tujuan
Yang tak terbatas diantara kaki kaki langit

Sampai sadarku kembali
Modalku hanya hidup, dari tuhan
Hartaku hanya keyakinan besar, dari tuhan
Yang serasa waktu telah menggerogotinya
Bahkan, apa yang bisa kukatakan tentang kepunyaan..?
Sedangkan raga tempat nyawaku saja bukan punyaku
Kembali lagi pada kesimpulan
Tak dapat terumuskan...
Aku saja bukan milikku...

Salam,
DuiCosta
20170319

Komentar

Postingan Populer