musuh, teman dan bapak...

sepasang mata itu aku rindukan 
seperti nazarku sebelum kepergian
mata yang di dalamnya menyimpan cerita perjalanan
mata yang singgah dari kota ke kota
dan sayu itu menuliskan tak ada kemudahan 


sesekali aku melihat
ribuan kota tanpa nama disana
ribuan wajah asing tak kukenal
tapi seringkali aku temukan
sorot matamu lebih asing dari apapun 
matamu tak mengantarkanku untuk menyebut 
selain tiga hal
musuh, teman dan paling baik adalah bapak

lalu...
adakah yang lebih layak aku tuliskan?
selain kerinduan yang aku dan dirimu sama-sama sudah tau
jauh ari sebelum hari ini datang 
tentang dunia yang tak kutemui
musuh terhebat pergi
teman pendiam kembali
meninggalkan mimpi-mimpi mencekam 
di tengah kenang yang mulai pudar
dan aku kembali kepada ibu
bercerita tentang segala yang hilang
dan tak terbaca..
matamu...

seringkali,
waktu enggan mengenalkan musim padaku
murid Bengal tanpa kurikulum
yang belajar dari makna diam-mu 
sepanjang hidup
mewarisi kebingungan 
tentang siapa lawan yang kau bilang lebih tangguh darimu
yang harus kutaklukan sendiri

wasiatmu adalah aku harus mencari
diri sendiri
dan tugas berikutnya tak lebih dari
bunuh diri...

selebihnya,
prasastimu abadi
musuh, teman dan bapak...
kabarkanku tentang pualam menyala
atau damaimu disana 
sampai kau lupa pulngkan sapa
untukku dan bunda setia...
babe!!

Comments

Popular Posts