pulang kepada diam
tatih,
aku diam
titah,
aku diam
tidak mudah, tapi terbiasa
kenapa sekarang kamu ragu jikŵa bisa?
pulanglah,
kepada diam..
dialah rumah yang setia menerimamu lelah...
lelah dari terjal juang,
pasrah selusur lembah,
diantara dua tebing berjurang...
dan kamu tetap harus diam
tak perlu samudra,
untuk menenggelamkanku...
tak perlu belantara,
untuk menyesatkanku
cukup tawa cerita,
air matamu...
paradoks, kontradiktif
mata binar ragu tak percaya,
hanya karena aku memberi nasehat,
itu bukan karena aku lebih bijak, apalagi pintar
justru karena aku ribuan kali tertawa
mengenang ketololanku sendiri...
seperti cerdasnya dia sebagai licik yang menyamar..
nanti, bila sekarang belum
kamu akan terkejut sadar,
tak ada obat apapun diluar sana,
bahkan, pada akhirnya
hal yang paling mewah kau miliki
adalah diri sendiri,
dan semua luka juga akan sembuh
dengan sendirinya..
haha,
kepada diam aku pulang
kepada diam aku belajar mengutarakan,
kepada diam aku menitipkan pesan
sebagai histeris teriak terkeras sebuah tangis
tangisku sendiri,
terima kasih diam
aku...
Pomalaa, 20241104
duiCOsta_hatihati
Comments
Post a Comment