terjebak indera
mata sayu di sepanjang keriput wajah menua
aku merindukan musuh sejati sebagai teman
aku memeluk racun hati sebagai penawar
sampai kapan engkau buta
kelana pikiran mencari jiwa
yang tanpanya jati benderang
sampai kapan engkau tuli
kembara hati sesat di jalan
yang tanpanya sampai tujuan
sampai kapan engkau bisu
dari kejelasan sempurna yang diam
yang tanpanya semua kewajaran
indera lirih mengeja
asa tua enggan samar memudar
perjalanan tetap lapar
dahaga mengejar serakah tanpa henti
singgasana kesadaran adalah tidur
kembali ke peraduan tanpa mengaku
tanpa lupa sepenuh jiwa
akan di tinggal mati
di hidup yang sesungguhnya...
Yogyakarta, 20240413
duiCOsta-hatihati
Comments
Post a Comment