Ken arok

Setiap kerusuhan di sesuatu negeri, bukan hanya Tumampel, adalah cerminan dari ketidakmampuan yang memerintah.

Lihat, ini Arok, yang tetap mempertahankan Tumapel. Dia dan pasukannya akan mempertahankannya sampai titik darah terakhir. Bukan karena imbalan uang, emas dan perak dan singgasana. Hanya karena kesetiaan pada janji.

Tak ada brahmana angkuh. Mereka hanya lebih mengerti, lebih tahu daripada orang yang menganggap pengetahuan dan ilmu sebagai keangkuhan.

Dia yang terlalu tinggi di atas singgasana tidak pernah melihat telapak kakinya. Dia tak pernah ingat, pada tubuhnya ada bagian yang bernama telapak kaki. Pendengarannya tidak untuk menangkap suara dewa, juga tidak suara segala yang di bawah telapak kaki. Ia hanya dengarkan diri sendiri. Suara murid Bapa ini takkan sampai kepadanya. Untuknya yang paling tepat hanya dijolok.

Komentar

Postingan Populer