Pesta sengketa, sesama saudara...

hitam putih hanya busana,
bicara ulama satu dua ada,
nilai pancasila semuanya anak bangsa,
bila cinta dipasrahkan pada mata,
bagaimana ketika paras menua...?
bila dititipkan pada rasa,
bagaimana dia mengalir dari mata yang buta...?
suatu ketika mata buta,
tuli menyapa telinga
atau saat semua masih seperti sediakala
justru tutup usia, kembali tiada
dari dunia...
apalagi saudara... sudahlah...

lucunya, wakilku lebih merasa terhormat
ironisnya abdi-abdiku justru merasa berkuasa
anehnya lagi, para pendukungnya saling hina
bolehlah kalau ada yang memilih gila
memilih tidak memilih, namun legawa
pasrah dengan siapapun yang akan juara
semoga tak jumawa dari arena tanpa piala

kadang aku memilih 17 april tiada
hari lahir sang bunda, bukan pesta bangsa
penuh sengketa jauh dari makna
sebagai manusia...
saat rasa teepisah terbelah
tersisa hewan dengan pikiran-pikiran
yang tak pernah mengenal lagi
arti sesama, arti manusia...

duiCOsta,
20190414

Komentar

Postingan Populer