Kopi saja tidak lagi CUKUP

Sederet kalimat bundha tiada habis kudengar
Bahkan aku singgah diantara kata-katanya
Tidak mudah menuai maknanya
Terlalu dalam dari permukaanku yang dangkal

Memeluk mesra setiap suara
Ruangan kedap suara tanpa cahaya
Biar saja, toh dia cinta pertamaku dalam gelap
Dimana aku tak sanggup melihat tapi merasa
Dekap hangat detak jantungnya, teduh..

Sampai saat emas yang melayang itu
Merasuki jasad mungil didalamnya
Lahir sebagai aku, merayap tumbuh...
Kemarin dahulu, betapa waktuku tak berasa
Terabaikan rasa-rasa kasih sang bundha

Sedang perempuan yang mulai renta itu
Kerut-kerut dikeningnya tak sanggup lagi
Mendustai kata demi senyum anak-anaknya
Tak mampu lagi mengelabuhi isi kepala
Anak-anak yang tumbuh menua pula...

Saat-saat seperti ini...
Dimana gontai layu dalam baring sakitnya
Tak ada yang sanggup menggantikan meski sejenak saja
Bahkan kopi yang daripadanya aku berselingkuh
Tak lagi kutemui pahit nikmatmu menghapus perkara
Kata-kata, kalimat-kalimat bahkan bait-baitku
Tak juga menemui ujungnya
Seolah dia liar tanpa kendali
Sampai pada intinya...
Kopi saja tidak cukup..
Menggantikan segala hulu dari kebundhaan
Tak mampu meraih muara dari kasih sayang
Perempuan itu... I love you...

duiCOsta
20180609

Komentar

Postingan Populer