tetaplah engkau mulia
“ribuan
kilo jalan yang kau tempuh untuk aku anakmu,
Ibuku
sayang masih terus berjalan walau tapak kaki,
Penuh
darah penuh nanah,
seperti udara kasih engkau berikan,
tak
mampu ku membalas,
ibu…..”
belai lembut jarimu bunda,
sadar teduhku dipembaringan timangmu
dulu
sejuk kutatap garis keriputmu
masih…engkau masih cantik
meskipun tak seperti masa dimana
lelakimu terpesona
bundha,
sahabat
tempatku bercerita
tak
pernah engkau lelah mendengarnya,sabar
tempatku
belajar menatap pahit hidup, gigih
melewati
olok tanpa rasa malu, engkau tegar
dulu..
ketika
aku keluar masuk rumah dipagi hari
ketika
menanti sedikit receh untuk sekolah
betapa
engkau memang tak punya
kau
samarkan kesedihanmu dihadapku
nyatanya
hidup memang tak pernah mudah mak yow..
hahahahahaha…
sekarang aku bukan kecil lagi,
mungkin dewasa bahkan tua..
betapa aku ingat..
bagaimana gigihmu perjuangkanku
bagaimana kokohnya engkau
bertopang dari badai sembur tetangga
betapa masa kecilku yang terkucil
tak pernah kusesali..
sekarang
indah sudah
dan
kau tanam benih cinta di setiap jiwa anakmu
ketika
kelam sekitar menghujat merendahkan
engkau
tetap anggun bijak bersuara
yaaawhh….
Selalu,
tak pernah kau memberi jawaban pasti
Dari
dilema hidup yang kukeluhkan
Melainkan
perumpamaan perumpamaan luarbiasa
Dan kini dunia tersenyum,
Dunia memberikan penghargaan besar
kepadamu
Bundha, berbahagialah..
dan tegaskan satu hal,
tentang apapun anak memanggilmu
engkau setara malaikat nyata meski tak bersayap
dan pastinya tetaplah engkau adalah mulia
--duaduadesemberduaribuempatbelas--
untuk simbokku, mamakku, istri dan semua bundha di bumi
Comments
Post a Comment