Raja Hulubalang

sebentuk jelata dalam pelayanan
membawa kemana sebuah negeri ditujukan
di seberang sana dia berperan
demi hidup negeri kecilnya dia hormati
uang bukan untuk perempuan...
seperti kata orang,
jelata itu tunduk hormat
setiap perempuan adalah ibunya...

dan saat tahta di guncang,
angin topan yang seharusnya tak kau dengar
andai saja raja sudah punya uang
untuk membangun kastil tinggi kedap udara

sekarang yang bisa dia lakukan
membiarkan tulang punggungnya patah
menopang keutuhan rusuk bengkok yang di biarkan
sekarang yang mungkin dia perbuat
adalah memalaikat untuk rasa
lalu meng-iblis untuk menemani tangis...
tangisnya sendiri terhapus air hujan
sebelum di senja gunung
dia merenung menjadi ruang agung
tempat pulang segala persoalan
meski sekedar untuk di dengar,
di iyakan lalu diam di pembaringan
sengketa dalam jiwanya layu,
bukan lelah, 

karena pertiwi sedang retak,
Pertiwi sedang bergejolak,
dia tau betul semua tahta cintanya harus dirangkul
dalam waktu bersamaan... 

lalu,
siapa yang menemaninya selain kata
siapa yang menguatkannya selain rasa
meski di balik gelap selalu rahasia 

baginya hulubalang raja hanyalah peran
neraka dia peluk mesra, syurga di taburkan semesta
meski kadang dia bertanya dimana
pura-pura itu berada...?

Terima Kasih saja kepada hati
hati yang bernama hati-hati...
hati yang spesifikasinya sudah di kunci
menjadi Raja Hulubalang yang abadi....


Yogyakarta, 20230223
duiCOsta-hatihati

Komentar

Postingan Populer