YEDDAR

hidup di keterasingan sebagai teman
tak ada temanmu, selain dirimu sendiri
kolosal abadi di masa yang katanya modernisasi,
sedang lahirmu pagi kau sudah senja
saat siang cahaya enggan menerik
menghindari mata menyipit kesilauan...
setiap perjalanan dimana aku di temukan orang-orang tua seertimu
tak peduli berapa usia
yak terungkap hanyalah aku menyukai seni dari membaca
meski rahasia di permukaan hati
di dalam sana kalbu menuntun laku
agar akal membaca yang sirrr
sembari mengasuh dua belas anak durhaka...

tak aku temui banyak achmad dalam mimpi-mimpi 
seperti cerita orang-orang sufi
tapi aku temukan di permukaan-permukaan tanah berlumpur
di sejiwa bernama Yeddy..
meski salah satunya...!!

seperti wajah tuhan di rumah peribadatan selalu menghilang
tapi ku temui di wajah-wajah diam yang kulihat senyumnya di kedalamanl hati...

aku mengenalimu jauh sebelum ini
hanya saja Tuhan sedang menguji ingatan
bahwa dia yang karib sekarang di pertemukan...

dia bukan satu-satunya cermin yang memperlihatkan
tapi seperti karibku yang lain
aku bersyukur dipertemukan dengannya
dengan cara tanpa sangka
tapi disetiap suasana hanya ada satu
satu, satu pada akhirnya sama...


Konawe-Benete, 20220907
duiCOsta

Komentar

Postingan Populer